-->

Latar belakang terjadinya perang diponegoro

Perang Diponegoro merupakan perang yang terjadi pada tahun 1825 berlangsung hingga 1830
Pada saat itu Pasukan Diponegoro berhasil merebut kekuasaan Pacitan dan Purwodadi ketika itu pertempuran antara pasukan  Belanda dan Pasukan Diponegoro juga terjadi diBanyumas, pekalongan, semarang,rembang,madiun,dan kertosono.pada saat itu dalam pertempuran dilengkong,opsir belanda dan dua pangeran kesultanan tewas.sehingga daerah delanggu jatuh ketangan Diponegoro. Keberhasilan pasukan Diponegoro merebut beberapa pertahanan didaerah tersebut karena didorong oleh semangat perjuangan yang tinggi. serta menggunakan Taktik Gerilya, pada tahun 1827,Belanda kembali unggul setelah mendapatkan bantuan dari pasukan sumatra dan sulawesi,selain itu,Jenderal de kock mulai menerapkan sistem Benteng stelsel, yang merupakan cara membangun benteng disetiap wilayah yang berhasil dikuasai.hingga dibuat jalan untuk menghubungkan pasukan yang satu dengan yang lainnya.serta pasukan belanda dapat bergerak dengan cepat.
Sistem itu juga mempersempit  ruang gerak pada pasukan Diponegoro,oleh sebab itu hubungan pasukan yang satu dengan yang lainnya juga terputus,hingga mereka mempertahan daerah operasinya masing-masing,karena menguntungkan bagi pasukan belanda,sehingga pada tahun 1827 perlawanan pasukan Diponegorovmulaivkendor faktor ini yang membuat pasukan belanda semajin kuat dan sempurnavtaktik perangnya,tidak sampai disituvhubungan antara pasukan menyulitkanya berkodinasi,serta banyak pimpinan-pimpinan Pasukan Diponegoro yang gugur,tertangkap dan menyerah.
walaupun pasukan Belanda menggunakan sistem Benteng Stelsel untuk menggempur pasukan Diponegoro, namun tidak menyulutkan semangatnya untuk mempertahankan NKRI habis habisan,oleh sebabnya belanda tidak mampu memadamkan semangat perlawanan pasukan Diponegoro, hingga belanda menggunakan tipu muslihat dengan cara mengajak dan berunding kepada pimpinan pasukan Dipenegoro. Pada tahun 1828, belanda mulai mengajak berunding Kyai Mojo, dan perundingan pun disepati oleh Kyai Mojo yang diadakan didesa Melangi,ketika Kyai Mojo akan kembali pulang,kyai Mojo ditangkap oleh belanda dan dibuang diminahasa,beliau kyai Mojo meninggal dunia pada tanggal 20 Desember 1849,Sentot Alibasah Prawirodirjo yang juga sahabat kyai Mojo masih bergerak, serta mempertahakan dan bertempur dan menewaskan seorang opsir belanda dan seorang pangeran belanda.tak sampai disitu Jendral de Knock mengajak beberapa kali untuk berunding,namun Sentot Alibasah Prawirodirjo menolaknya,setahun berselang perundingan Pasukan belanda dengan Sentot Alibasah Prawirodirjo kembali diadakan,namun pihak Belanda diwakili oleh Bupati madiun.
Akhirnya Alibasah menyerah pada tahun 1829,begitu juga dengan putra pangeran Diponegoro, yang bernama Pangeran Dipokusumo dan patihnya menyerah kepada Belanda pada tahun 1830. hingga menjadi pukulan berat bagi pangeran Diponegoro.namun beliau tetap semangat dalam mempertahankan indonesia.

Hingga berakhirnya perang Diponegoro:

walaupun dalam kesedihan serta dalam pukulan yang berat beliau Diponegoro tetap semangat dan gigih,hingga pada saat itu belanda mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding, namun dalam perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di kota magelang, Belanda malah menangkap Diponegoro oleh Jenderal de Kock dan dibawa kesemarang,kemudian dibawa lagi ke batavia,(jakarta sekarang) dan akhirnya diasingkan ke kota manado,Pada tahun 1834,kembali dipindahkan kemakassar.akhirnya pada tanggal 8 januari 1855,ia wafat dan dimakamkan dikampung melayu kota makassar.
Latar belakang Timbulnya Perang Diponegoro:
Perlawanan rakyat terhadap belanda tidak bisa dipisahkan atas sikap tindakan yang dilakukan oleh belanda.
Pada tahun 1825, dijawa tengah timbul perlawanan rakyat terhadap belanda dibawah pimpinan  Diponegoro.secara umum penyebab perlawanan Diponegoro Adalah:

* Dipersempitnya       kekuasaan, 
   Kerajaan 
   Mataram,
   sedangkan
   kekuasaan
   kompeni Belanda
   semakin luas.

* Belanda
   menjadikan
   kerajaan 
   Mataram sebagai
   kerajaan 
   pertanian di
   pedalaman yang
   tidak memiliki
   armada dan
   pelabuahan.

* Kompeni selalu
   turut campuran
   dalam
   menentukan
   orang yang
   akan menjadi
   sultan.

* Kompeni
   semakin mutlak 
   dalam
   menjalankan
   kekuasaan
   dimataram,
   apalagi setelah 
   dibangun  
   benteng diibu
   kota
   mataram.

* Rakyat dibebani
   Pajak,sehingga
   beban hidup
   rakyat semakin
   berat.

* Penduduk masih
   dikenakan
   kewajiban rodi
   atau kerja paksa

* Disederajatkan
   raja-raja dan 
   kaum
   bangsawan
   dengan para
   pembesar barat.
   yang 
   menganggap
   dirinya sebagai 
   wakil dari
   pemerintah yang
   berdaulat.

* Adanya
   pelanggaran
   saling 
   mengontrak
   tanah antara
   kaum
   Bangsawan
   dengan pihak 
   swasta oleh
   Gubernur
   jenderal
   Van Der Capellen
Tindakan yang dilakukan Belanda tersebut, menimbulkan perasaan tidak senang pada diri Pangeran Diponegoro yang merupakan salah seorang pangeran yang taat pada agama dan adat istiadat,keadaan seperti itu menyingkir ke Tegalrejo,sebelah barat kota 
Yogyakarta.
LihatTutupKomentar