-->

pencapaian tujuan organisasi

✒Banyak cara kita memahami Organisasi ada yang berusaha memahami organisasi dari perspektif serta melalui fungsi-fungsi primer dari organisasi itu sendiri seperti halnya Organisasi produksi yang memproduksi barang-barang,organisasi 
manajerial atau organisasi politik, yaitu organisasi yang menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan mengontrol sumber-sumber atau atau organisasi lainnya,
organisasi pemeliharahaan: yaitu 
organisasi yang berusaha 
untuk memelihara nilai-nilai dan norma-norma tingkah laku yang luhur serta organisasi adaptif: yakni organisasi yang berfungsi menciptakan pengetahuan, mengembangkan dan meriset teori.selain dengan memahami fungsi-fungsi primer ada 
pula ahli yang klasifikasikan
organisasi berdasarkan siapa yang paling diuntungkan dari keberadaan organisasi itu sendiri. misalnya organisasi pelayanan yang memberikan keuntungan kepada orang-orang yang dilayani.
misalnya:Sekolah,rumah sakit atau organisasi ekonomi yang memberikan keuntungan lebih banyak kepada pemiliknya
(Profit making oriented)
✒ Selanjutnya pendapat yang banyak dianut pada kurun waktu terakhir ini. dan akan dijadikan acuan dalam makalah, adalah organisasi sebagai suatu sistem sosial sebagai sistem sosial, organisasi terdiri dari elemen-elemen yang paling berinteraksi bertapal batas dan memiliki tujuan tertentu.Elemen-elemen organisasi itu antara lain. adalah struktur organisasi,kebijakan-kebijakan, individu-individu, kelompok-kelompok,dan kegiatan-kegiatan.
✒ Upaya pencapaian tujuan organisasi tidak selalu berjalan dengan lancar. adakalanya terjadi berbagai hambatan atau kendala yang menyebabkan terhambatnya pencapaian tujuan tersebut, kendala tersebut dalam berupa tidak sesuainya antara rencana yang disusun dengan pelaksanaan kegiatan ataupun terjadinya berbagai perubahan yang tidak menguntungkan organisasi.kendala atau hambatan yang dikemukakan diatas lazim disebut sebagai masalah yang terjadi dalam organisasi.
✒ Masalah-masalah yang timbul dalam organisasi pada umumnya terjadi pada tiga tingkatan, Tingkatan pertama adalah masalah yang terjadi pada individu.pada tingkat kelompok dan pada tingkat organisasi, ketiga tingkatan masalah dapat pula dibagi menjadi masalah yang sederhana dan masalah yang kompleks, masalah yang sederhana biasanya pemecahannya tidak memerlukan waktu, tenaga, pikiran dan biaya yang besar.hal sebaliknya terjadi pada masalah yang bersifat kompleks. masalah yang dikemukakan diatas baik yang bersifat sederhana maupun kompleks perlu dicarikan pemecahannya oleh pimpinan agar orang-orang yang terlibat dalam permasalahan tersebut dapat bekerja dengan lebih baik dimasa mendatang, seandainya permasalahan tidak diselesaikan dengan segera dikwatirkan timbul berbagai konflik yang merugikan organisasi yang bersangkutan.
✒ KONSEP KONFLIK

✒ Dalam kehidupan organisasi yang melibatkan interaksi antar berbagai manusia baik secara individual maupun kelompok, konflik merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari,konflik pada dasarnya adalah segala bentuk hubungan antara manusia yang mengandung sifat berlawanan, kontroversi serta pertengkaran,pertentangan atau pertikaian (Gorden✒1997).
sifat pertentangan atau berbedanya latar belakang orang-orang yang bekerja dalam suatu organisasi ataupun berbedanya tujuan individu-individu yang bersangkutan.
✒ Terdapat dan pandangan yang saling bertentangan tentang konflik.pertama pandangan 
lama yang melihat konflik sebagai sesuatu yang jelek dan harus dihindari, dicegah paling paling tidak dibatasi karena dapat  menimbulkan akibat-akibat 
yang tidak diinginkan,kedua pandang baru, yang menganggap konflik adalah sesuatu yang wajar dan bahkan perlu bagi suatu organisasi karena konflik dapat merangsang timbulnya perubahan.
✒ Dari kedua padangan yang dikemukakan diatas  pandangan baru tampaknya,
lebih realistis karena tidak mungkin bagi seseorang manajer untuk selalu menghindar terus menerus dari konflik. Hal yang harus dilakukan oleh manajer adalah bagimana mengelola konflik tersebut sehingga memberi hasil yang positif bagi kehidupan organisasi yang dipimpinnya.
JENIS KONFLIK

Secara umum konflik dapat dibagi menjadi menjadi dua golongan utama.pertama adalah konflik destrukrif atau disebut juga dengan konflik yang tidak fungsional dan kedua adalah konflik konflik konsruktif atau konflik fungsional.
✒ Konflik Destruktif atau konflik 
     yang mengganggu organisasi 
     atau merintangi upaya 
     pencapaian tujuan organisasi.
     konflik destruktif akan 
     menimbulkan dampak negatif
     atau kerugian bagi prestasi 
     individu, kelompok dan 
     organisasi. ada bermacam
     macam kerugian yang 
     timbulkan oleh konflik 
     destruktif.kerugian itu antara 
     lain timbulnya perasaan 
     cemas dan tegang, 
     komunikasi menjadi tidak 
     lancar, persaingan yang 
     semakin meningkat dan 
     turunnya perhatian terhadap
     tujuan bersama.
✒ Konflik Konstruktif atau 
     konflik fungsional ini adalah 
     konflik yang memberi
     manfaat atau keuntungan 
     bagi organisasi keuntungan
     yang dapat diperoleh dari
     konflik konstruktif ini antara
     lain meningkatnya kreativitas
     dan inovasi,semangat kerja, 
     ikatan dan komitmen untuk 
     mencapai tujuan bersama 
     serta menurunnya
     keteganggan yang terjadi di
     dalam organisasi.
 
✒ BENTUK-BENTUK KONFLIK

Bentuk konflik pada garis besar
ada empat macam yaitu konflik
yang terjadi didalam diri individu
diri individu sendiri, konflik antara pribadi atau antara individu dengan individu dan konflik antara organisasi.
✒ Konflik didalam diri individu
konflik yang terjadi dalam diri individu dapat disebabkan oleh beban yang berlebihan atau konflik nilai.beban yang berlebihan dapat menimbulkan konflik di dalam diri seseorang.
kesediaan menerima tanggung
jawab dalam jumlah besar.
sementara waktu yang tersedia tesedia terbatas menyebabkan seseorang sulit untuk mengambil keputusan yang tepat dalam waktu yang bersamaan, demiakianlah pula dengan konflik nilai,konflik nilai dapat terjadi jika individu memandang bahwa nilai yang dianutnya bertentanga dengan nilai yang dianut oleh sebuah organisasi tempat ia bekerja. misalnya organisasi mengutamakan peningkatan mutu kerja karyawan sementara karyawan memandang bahwa yang paling perlu ditingkatkan terlebih dahulu adalah gaji karyawan tersebut.
✒ Konflik antar pribadi 
Konflik antar pribadi terjadi antara seorang individu dengan
individu lainnya.konflik ini kadang-kadang juga melibatkan emosi antara kedua belah pihak yang saling berlawanan.bentuk konflik ini cenderung kearah yang negatif oleh sebab itu manajer perlu mencari penyelesaian konflik jenis ini dengan segera.

✒ Konflik antara individu dan
Kelompok.Nah,, antara individu dan kelompok seringkali berhubungan dengan cara-cara individu menghadapi tekanan untuk mencapai konformitas yang ditekankan oleh kelompok kerja mereka,salah satu contoh jika individu tidak dapat memenuhi tuntutan kelompoknya sehingga menyebabkan ia dihukum.
✒ Konflik antar kelompok
Konflik antar kelompok merupakan hal yang lumrah terjadi dalam organisasi.
pertentangan antara bagian yang satu dengan bagian lain dalam
memperebutkan sumber-sumber yang sifatnya terbatas merupakan salah satu contoh konflik ini.
✒ Konflik antar organisasi
Konflik antar organisasi dapat berbentuk saling pertentangan antara organisasi yang setara maupun dengan organisasi yang lebih tinggi tinhkatannya. konflik antara satu sekolah dengan sekolah lainnya atau satu sekolah dengan lembaga yang ada diatasnya merupakan salah satu contoh konflik antar organisasi.
OLEH karena itu memahami  sumber-sumber terjadinya konflik dalam organisasi menurut Gibson (1985) adalah:
✒ PERBEDAAN TUJUAN

Walaupun tujuan organisasi secara keseluruhan telah disepakati oleh semua bagian
namun ada kecenderungan masing-masing bagian lebih mengutamakan pencapaian tujuan masing-masing bagiannya, hal ini terutama disebabkan telah terspesialisasinya bagian-bagian yang dengan sendirinya bagian-bagian tersebut jugamengembang
kan tujuan yang berbeda. tujuan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan misalnya berusaha agar siswa memberikan perhatian yang memadai terhadap kegiatan ekstra kurikuler, sementara wakil kepala sekolah bidang kurikulum lebih menekankan pada pentingnya kegiatan belajar mengajar pada siswa, perbedaan tujuan menyebabkan perbedaan 
harapan pada masing-masing bagian, hal inu dapat menimbulkan konflik.
✒ Kelangkaan sumber-sumber.
Pada organisasi pada umumnya bersifat terbatas, oleh sebab itu
sumber-sumber tersebut perlu dialokasikan.pengalokasian sumber menyebabkan satu bagian memperoleh sumber yang lebih besar dari bagian lainnya.bagian yang memperoleh sumber yang diinginkan merupakan pihak yang menang sementara bagian yang tidak memperoleh merupakan pihak yang kalah, kondisi ini dapat menimbulkan konflik destruktif.
✒ Saling ketergantungan aktivitas kerja.
Saling tergantung dalam pekerjaan terjadi jika dua kelompok atau lebih saling
membutuhkan satu sama lain dalam menyesaikan tugas mereka.potensi konflik dalam situasi seperti ini tinggi,konflik dapat terjadi bila satu kelompok harus menunggu kelompok lain menyelesaikan tugas.dalam keadaan tersebut keluaran kelompok satu merupakan masukan bagi kelompok lainnya.
✒ Perbedaan persepsi
Perbedaan persepsi dapat menimbulkan konflik dalam organisasi. perbedaan persepsi ini biasanya dipengaruhi oleh adanya perbedaan tujuan, ketidakpastian status dan pengembangan streotip tentunya kepada kelompok lain.
✒ Gaya individu dan ambiguitas
organisasi. 
Gaya individu yang otoritas, panas, menyukai debat dan ada argumentasi dapat menimbulkan
konflik dalam organisasi. demikian pula dengan ambiguitas organisasi
(ketidak jelas sikap) juga dapat
menjadi sumber konflik.
Edelmaa(1997)mengemukakan Bahwa faktor penyebab timbulnya konflik:
✒ Faktor-faktor inheren dalam
kelompok kerja terdiri dari:
* Pembentukan klik
* Tekanan kelompok
Sebagaimana hubungan sosial, kelompok saja bersifat formal yang diciptakan untuk mengerjakan suatu tugas, atau bersifat informal yang didasarkan pada minat ataupun aktivitas tertentu,kedua kelompok tersebut pada kenyataannya saling melengkapi. dalam lingkungan kerja maupun lingkungan sosial yang lebih luas terdapat jalinan kelompok yang lebih longgar berdasarkan usia, agama,ras,gender atau orientasi jenis kelamin.
semua lingkungan kerja, dalam derajat yang bervariasi, mendorong terjadinya hubungan informal.hal ini terlihat dalam bentuk interaksi selama jam istirahat olah raga atau jam-jam istirahat lainnya.
Terbentuknya hubungan informal atau pergaulan sosial dengan
teman sejawat dapat berdampak posisif maupun negatif yang berakibat pada pola umum hubungan dalam suatu organisasi.hubungan informal dapat mendukung kerjasama dalam pekerjaan namun, dapat pula membentuk sum kelompok atau klik yang memiliki potensi negatif.
✒ Faktor- faktor inheren 
dalam suatu hubungan
terdari dari
* Pola komunikasi
* Pelanggaran aturan main 
  dalam suatu hubungan
semua hubungan kita diatur oleh
serangkaian aturan informal,
tingkah laku yang menurut kebanyakan orang dianggap layak dan tidak layak dalam kontenks tertentu.
aturan ini mengarahkan dan menyatukan tingkah laku kita serta membantu menghindarkan
kita dari berbagai kesulitan dan
konflik beberapa aturan yang bersifat universal bagi semua bentuk hubungan, sebagian bersifat khusus bagi hubungan kerja yang spesifik.
mengetahui bahwa semua hubungan kerja diatur oleh aturan informal.maka mengikuti
aturan tersebut akan memperkecil sumber potensial
terjadinya konflik.sebaliknya
mengetahui aturan mana yang
dilanggar akan membantu 
mengetahui mengapa konflik tersebut timbul.
✒ Faktor-faktor inheren yang
Menjadi pertimbangan seseorang terdiri dari:
* Pertentangan      kepribadian
* Perbedaan Gender dan usia.
Secara umum diasumsikan bahwa pekerjaan tertentu akan menarik perhatian individu yang
memiliki atribut kepribadian yang selaras dengannya seperti orang berkepribadian hangat dan seorang pemimpin yang berkepala dingin.memang secara logika orang dengan kepribadian tertentu cenderung memberi mereka kepuasan dibandingkan orang dari tipe kepribadian lain. hal inilah yang menyebabkan faktor-faktor tersebut dipandang penting oleh
penasihat karier.
✒ Faktor-faktor inheren dalam
penilaian dan perlakuan kita terhadap orang lain terdiri dari
* Asumsi mengenai orang lain
* Penyalahgunaan wewenang
* Taktik kekuasaan damanipulasi
Konflik pada kenyataannya jarang sekali terlihat jelas, namun ada juga yang terlihat dengan jelas. masing-masing pihak memiliki persepsi sendiri dan pengertian yang sangat berbeda satu sama lain terhadap suatu peristiwa yang sama.
seorang rekan kerja yang menolak melaksanakan pekerjaannya berarti memberikan beban tanggung jawab yang tidak adil terhadap orang lain. ini adalah salah satu bentuk dari konflik yang terlihat dengan jelas.namun, situasi umumnya mempunyai dua sisi. apakah kritik tersebut memang dimaksudkan sebagai kritik?
apakah peran si rekan kerja benar-benar jelas atau mereka tidak menyadari tanggung jawabnya, ada dua faktor dalam setiap peristiwa yang menyangkut tanggung jawab realistik pertama, dibutuhkan analisis yang hati-hati terhadap situasinya. dan kedua, sangat
penting untuk mencoba mengerti padangan orang lain. kemungkinan hal ini akan berguna untuk mengahadapi orang lain, baik untuk menunjukan bahwa tindakannya
tidak disukai maupun untuk mengetahui maksud orang itu
sesungguhnya.
✒ Faktor-faktor inheren dalam penilaian kita terhadap suatu situasi
* Harapan dan keyakinan umum.
* Kesalahpahaman.
* Keyakinan dan asumsi yang 
   logis.
Keyakinan dan harapan secara
umum menentukan bagaimana
kita terpengaruh oleh suatu 
peristiwa dan bagaimana usaha kita untuk menghadapinya, mengadopsi pola pemikiran yang jelas dan tidak rasional yang membatasi kemampuan kita untuk menanggapi suatu masalah secara  positif adalah lumrah, sulit bagi kita untuk menerima penolakan, atau kita mengharapkan kesempurnaan bagi diri kita sendiri maupun orang lain.
LihatTutupKomentar